Kiprah hebat dua negara di seberang Samudra Pasifik tersebut mewakilkan anomali yang terjadi sepanjang Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Timnas Curacao dan Suriname menatap peluang lolos pertama kalinya ke turnamen sepak bola terakbar sejagat.
Sebuah pencapaian spektakuler mengingat status mereka sebagai kurcaci, bahkan untuk level wilayah sendiri.
Sempat dilatih eks nakhoda timnas Indonesia, Patrick Kluivert, Curacao menempati ranking 82 di daftar peringkat FIFA.
Tim kecil ini memiliki otak besar nan canggih di belakang layar dalam rupa pelatih mereka, Dick Advocaat.
Sosok kawakan berusia 78 tahun ini berpengalaman membesut timnas Belanda di Piala Dunia 1994, Korea Selatan di 2006, hingga Rusia di Piala Eropa 2012.
The Blue Wave menyongsong tiket Piala Dunia sebagai pemuncak klasemen Grup B Kualifikasi Zona CONCACAF.
Sudah masuk ronde ketiga, Curacao menggilas Bermuda 7-0 pada laga terbaru, Kamis (13/11/2025), disertai hasil imbang Jamaika di kandang Trinidad & Tobago.
Kombinasi hasil matchday 5 itu membuat Leandro Bacuna dkk menempati kursi teratas dengan 11 poin dari 5 partai.

Pesaing terdekat hanya Jamaika (10), tim lebih berpengalaman yang menghuni peringkat kedua.
Mereka akan terlibat duel hidup-mati pada duel pemungkas setara final di Kingston, Jamaika, Selasa (18/11/2025).
Timnas Curacao cuma butuh minimal hasil seri untuk menciptakan sejarah sebagai negara terkecil yang pernah tampil di putaran final Piala Dunia.
Dikutip BolaSport.com dari ESPN, negara kepulauan mini di Laut Karibia itu hanya memiliki populasi 156.115 penduduk dan luas wilayah 444 kilometer persegi.
Kalau Tanjung Verde akan menyandang status peserta dengan luas wilayah terkecil, Curacao di ambang predikat sebagai negara berpenduduk terminim di Piala Dunia.
Saat ini rekor negara kontestan berpopulasi terkecil masih dipegang Islandia dengan 340 ribu jiwa pada Piala Dunia 2018.
Sementara itu, rekor spesifik lain juga menanti untuk dipecahkan timnas Suriname di Grup A.
Skuad asuhan eks pemain Ajax, Stanley Menzo, pun menatap sejarah baru dengan peluang debut di Piala Dunia.
Akan lebih spesial karena Natio, julukan mereka, bisa menjadi tim 'terlemah' yang pernah tampil di turnamen akbar tersebut kalau ukurannya peringkat FIFA.
Suriname saat ini menempati posisi ke-126 dunia, bahkan lebih rendah dari timnas Indonesia (122).
Sebagai komparasi dari Sky Sports, Korea Utara hanya menempati peringkat 105 ketika lolos ke Piala Dunia 2010.
Seperti halnya Curacao, Suriname sedang memuncaki klasemen Grup A dengan 9 poin, sama dengan tim runner-up yang lebih berpengalaman, Panama (9).
Sheraldo Becker dkk cuma unggul selisih gol atas Panama, yakni +5 gol berbanding +2.
Suriname tak boleh membiarkan Panama meraih hasil lebih baik dari mereka ataupun mengatasi kekurangan selisih gol.
Di laga terakhir, Suriname akan bertandang ke Guatemala, sedangkan Panama menjamu El Salvador, Selasa (18/11/2025).
Buat masyarakat Suriname, yang 13,7 persennya merupakan etnis keturunan Jawa, menatap gerbang Piala Dunia 2026 sedekat ini sudah menjadi hal yang sukar dijelaskan.
"Ini seperti dongeng," kata Manajer Umum timnas Suriname, Brian Tevreden, kepada Sky Sports.
"Ke mana pun Anda pergi, orang-orang membicarakannya (Piala Dunia). Anda bisa merasakan kegembiraan, tekanan, dan ketegangan di lingkungan sekitar."
"Bayangkan jika kami lolos ke Piala Dunia. Itu akan gila. Negara ini akan berhenti beroperasi selama sebulan."
"Tapi ini adalah masa yang menggembirakan bagi negara ini. Segala sesuatunya berjalan lancar," ujar mantan pesepak bola asal Belanda. Seperti yang dilansir dari
NAGA333.
0 Komentar