Dulu Ikrar Klub Terakhir Napoli, Kini Malah Jadi Pelatih Juventus, Spalletti bak Jilat Ludah Sendiri

Dalam waktu dekat Juventus bakal segera mengumumkan pelatih baru. Nama Spalletti menjadi calon kuat untuk mengisi kursi pelatih seiring pemecatan terhadap Igor Tudor belum lama ini. Tudor dianggap gagal memberikan performa apik bagi klub setelah 8 laga beruntun tanpa kemenangan di semua ajang kompetitif. Di sisi lain, laporan dari media-media Italia menyebutkan bahwa Spalletti menyepakati kontrak jangka pendek dengan manajemen I Bianconeri. Kontrak yang bakal diteken oleh Luciano Spalletti sendiri adalah masa bakti hingga musim panas 2026 alias hingga akhir musim 2025-2026. Andaikata Juventus lolos ke Liga Champions musim depan, maka kontrak Spalletti bakal otomatis diperbarui. Dalam wawancara sebelumnya, Spalletti sempat mengelak memberikan keterangan perihal menjadi pelatih baru Juventus.



"Saya, pelatih baru Juventus? Sejauh ini saya belum berhubungan dengan tim-tim Italia mana pun, tapi saya ingin kembali,” kata Spalletti dalam wawancara dengan Sky Sport Italia belum lama ini. "Igor adalah pria sejati dengan nilai-nilai yang kuat." "Anda harus bisa bergaul dengan orang seperti dia." "Dia adalah pria yang substansial dan langsung ke intinya." "Siapa pun yang menggantikannya di bangku cadangan Juventus akan beruntung, dia pasti akan mengambil alih tim yang sudah terlatih dengan baik," tutur pelatih berkepala plontos tersebut menambahkan. Luciano Spalletti sendiri kali terakhir menjadi pelatih adalah saat memegang kendali di Timnas Italia, tetapi masa jabatannya tidak cemerlang di sana. Klub terakhir yang dilatihnya adalah Napoli yang membawanya pada kesuksesan dengan merengkuh scudetto pertamanya pada musim 2022-2023. Menariknya, Spalletti seolah menjilat ludahnya sendiri apabila benar-benar membesut Juventus. Pasalnya, ia sempat mengatakan bahwa Napoli menjadi klub yang diasuhnya di Liga Italia saat masih menjadi pelatih kepala Gli Azzurri. Pernyataannya itu diungkapkan pada 10 Maret 2025 jelang pertandingan melawan Jerman di perempat final UEFA Nations League. "Saya menggantungkan kaos Maradona karena dia ada di sana menjaga kami," kata Spalletti. Seperti yang dilansir dari NAGA333. "Dia memberi kami kekuatan. Saya selalu masuk ke ruang ganti di mana saya harus mengendalikan emosi saya." "Saya tidak tahu apakah saya cukup baik untuk melakukannya." "Napoli adalah pengalaman terakhir saya di sebuah klub; saya tidak pernah bisa melatih tim lain di Italia." "Ketika Anda berada di lingkungan itu, menjadi sulit untuk kembali sebagai lawan," imbuhnya. Pernyataan di masa lalu itu bakal kontradiksi dengan rencananya untuk menukangi Juventus dalam waktu dekat. Spalletti sendiri masih memiliki tatto bergambar Napoli di lengannya saat ini. Barangkali sosok yang pernah menukangi AS Roma, Inter Milan, dan Zenit St. Petersburg itu bakal melakukan langkah ekstrem untuk menghapus tatto tersebut.

0 Komentar