Banjir Bandang Sapu 4 Desa di Tapsel

Nagaga333 -  Hujan deras memicu Sungai Aek Mardua di Kecamatan Tano Tombangan (Tantom) Angkola meluap, hingga menyebabkan banjir bandang, Rabu (18/12/2024) sore. Kalaksa BPBD Tapsel Puput Mashuri menyebut sedikitnya empat desa terdampak banjir. Data sementara sedikitnya ada 30 unit rumah rusak. Lebih 700 jiwa sedang mengungsi ditempat aman.

“Di Desa Kota Tua ada 200 KK yang mengungsi akibat banjir itu dari 385 KK warganya. Sementara di Desa Simaninggir ada 50 KK yang mengungsi dari 110 KK warga disana,” terangnya.Ditegaskan, pihaknya sudah mengambil langkah penanganan di lapangan. Sekalipun banjir telah surut, namun, melihat cuaca yang belum bersahabat, pihaknya tetap meminta warga untuk waspada terhadap banjir susulan.

“BPBD Tapsel sudah bergerak memberikan tindakan membantu warga terdampak di lapangan. Posko sudah didirikan sambil mendata para warga terdampak secara akurat,” sambungya. Puput mengungkapkan menerima laporan terkait Banjir bandang tersebut, pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapsel, TNI/Polri dan stakeholder terkait turun ke lokasi bencana alam, untuk membantu dan mengevakuasi warga terkena dampak. Desa Kota Tua menjadi desa yang paling terdampak banjir bandang.

Banjir bandang itu mengakibatkan 1 warga mengalami luka berat, 1 warga mengalami luka ringan, dan korban jiwa tidak ada. Terdapat 1 gereja, 2 masjid, dan 200 rumah terdampak banjir. “Rumah yang hanyut 4, rusak parah 20 unit, rusak ringan 57 unit, dan terdampak 200 rumah,” ujarnya.penelesuran "naga333" situs terercaya. 

Puput menjelaskan bahwa jumlah penduduk yang terdampak banjir bandang berjumlah 1. 559 orang, dengan rincian di Desa Kota Tua berjumlah sekitar 1.180 orang dan Desa Simaninggir 379 orang. Sementara pengungsi mencapai 350 orang.“Sedangkan, pengungsi dampak banjir bandang itu, Desa Kota Tua sekitar 300 jiwa dan Desa Simaninggir sekitar 50 jiwa,” kata Puput.

Kini BPBD Kabupaten Tapsel sudah membangun posko pengungsi, dapur umum. Pemkab Tapsel juga telah memberikan bantuan kepada masyarakat, yang terkena dampak banjir bandang itu. Selain permukiman, banjir merusak lahan pertanian seluas 15,5 hektare di Desa Kota Tua, dengan ketinggian air mencapai 1 meter. Tanaman padi varietas Ciherang dan Mekongga berusia 25–95 hari terkena dampaknya.(bbs)

0 Komentar